Monday 22 June 2015

Masalah Dalam Pemeliharaan Sapi Potong

Dalam memelihara sapi tidak lepas dari masalah. Banyak kendala yang akan dihadapi seiring dengan berjalannya waktu pemeliharaan. Dalam memelihara sapi baik sapi lokal atau keturunan jenis semua ada kurang lebihnya. Jika dilihat dari segi biaya memelihara sapi lokal cenderung lebih mudah dibanding memelihara sapi keturunan jenis. Hal itu karena sapi lokal tidak memerlukan biaya banyak dalam perawatannya. Sapi lokal sangat lebih mudah beradaptasi dengan keadaan sekitar yang baru, sedangkan sapi keturunan jenis sedikit memerlukan perawatan yang extra mulai dari kesehatan sampai pakannya.
Dilihat dari segi keuntungan sapi keturunan jenis tentu akan lebih besar dibanding sapi lokal. Ada perbedaan bobot dikeduanya meskipun dengan postur tubuh yang sama, sapi jenis terbukti lebih berbobot dibanding sapi lokal dan kualitas daging lebih empuk dibanding sapi lokal.
Adapun masalah-masalah dalam memelihara sapi diantaranya:
  • Masalah kesehatan hewan
Anakan sapi yang kita beli harus dalam keadaan yang sehat, setidaknya kita hanya perlu merawat dengan baik agar kondisi hewan tetap sehat. Keadaan fisik hewan yang sehat dapat terlihat dari gerak gerik hewan dan nafsu makan hewan. Namun tidak jarang setelah hewan datang ketempat baru hewan akan mengalami adaptasi lagi, nafsu makan kadang berkurang apalagi kalau hewan hanya satu atau dua ekor. Kejadian yang parah adalah dari adaptasi tersebut hewan malah terus menerus sakit, disitulah kita harus cepat mengantisipasi dengan cara pemberian vitamin atau kalau perlu mendatangkan dokter hewan.
  • Masalah pakan
Untuk peternak kelas menengah ke bawah pakan kadang menjadi masalah terutama pada musim kemarau karena susahnya mendapatkan rumput. Kita bisa saja memberikan pakan konsentrat akan tetapi harganya tidaklah murah belum lagi kualitas konsentrat yang diragukan. Untuk musim kemarau biasanya peternak memberikan gedebog pisang yang sudah diiris yang dicapur dengan dedak dan garam.
  • Masalah pemasaran
Pemasaran tidak kalah pentingnya dengan perawatan hewan karena pemasaran juga menentukan hasil akhir kesuksesan penggemukan sapi potong. Ketika telah mendekati musim jual seperti hari raya iedul adha peternak kecil sering mengalami kesulitan karena tidak bisa memasarkan hewan dikarenakan keadaan rumah yang jauh dari tempat-tempat pemasaran. Jalan alternatif permasalahan ini adalah dengan cara mencari makelar atau calo untuk menjualkan hewan qurban peliharaan kita.

Sekian sharing dari saya semoga ada manfaatnya




Thursday 15 May 2014

SAPI POTONG UNTUK QURBAN

Berpikir bagaimana caranya supaya uang yang ada bisa mendatangkan hasil sehingga bertambah tetapi tentunya dengan cara yang halal. Ada sebagian orang menyarankan untuk deposito di bank dengan tujuan kita mengambil bunganya saat jatuh tempo pengambilan nanti. Akan tetapi hal itu bertolak belakang dengan pemikiran saya, menurut syariat agama bunga bank itu adalah dilarang atau hukumnya Riba. Tapi kali ini saya tidak akan membahas masalah Riba biarlah situs2 terkemuka tentang agama yg akan membahasnya secara detail, hehehe.

Suatu hari saya mengobrol dengan ayah dan tetangga dihalaman rumah mengenai usaha sampingan yg bisa dilakukan tapi tidak langsung saya yg kelola sendiri karena memang hari2 saya masih bekerja di perusahaan swasta. Dengan cepat tetangga saya memberi saran yaitu terkait budidaya penggemukan sapi potong yg katanya hasilnya lumayan menggiurkan. Panjang lebar saya bercengkrama tentang tata laksana usaha itu dari mulai bicara kandang, pakan, obat sampai dengan sistem keuntungan yg diperoleh nanti. Akhirnya saya tertarik untuk mencoba menjalankan usaha ini hingga saya membeli 4 ekor sapi jantan keturunan sapi limousine dan simental. Sapi itu digemukan oleh rekan2 saya dengan system bagi hasil, karena saya berpikir dengan cara bagi hasil dengan pengurus mungkin hukumnya sah-sah saja dan tidak termasuk kepada riba yang dilarang oleh syariat agama.

Dari 4 ekor sapi itu, diantaranya 1 ekor jantan keturunan simental dan limousine dan 2 ekor jantan sapi PO atau sapi peranakan ongole. Saat itu kira2 4 bulan lagi menjelang Idul Adha tahun lalu. Kebetulan yg urus sapi tersebut adalah paman dan kakak sepupu jadi saya tidak merasa ragu akan kepandaian mereka akan urus hewan peliharaan karena memang mereka sudah terbiasa mengurus domba. Dikampung saya banyak sekali orang2 yg pelihara domba, namun pada akhir2 ini mereka mengeluhkan salah satu mata pencaharian mereka itu. Mereka mengeluhkan karena begitu capeknya memberi makan domba tetapi tidak sesuai dengan hasil untung yg didapat. Maka dari itulah mereka ada beberapa yg cukup modal jadi beralih ke pelihara sapi.

Apa yg orang2 katakan bahwa lebih mudah memelihara sapi daripada domba, selain itu disamping lebih mudah untungnya-pun lebih besar. Ternyata perkataan itu memang benar setelah saya merasakan hasilnya, saya beli 2 sapi jantan harga 8.25juta per ekor dan 2 sapi jantan harga 8.5juta per ekor. Setelah 4 bulan penggemukan, tiba saatnya ke hari raya Idul Adha atau hari raya Qurban dan sapi sudah gemuk2, disitulah saat yg pas untuk menjual sapi potong karena harga daging relative naik. Pada saat itu sapi PO terjual masing2 harga 12juta per ekor dan sapi keturunan simental terjual dengan harga 14juta per ekor, bisa dihitung dengan modal 33.5juta kemudian dijual dengan total harga 52juta maka untungnya adalah 18.5juta. Dari keuntungan itu kemudian dibagi 2 dengan yang mengurus karena sistem pelihara sapi dikampung saya ini adalah 50:50, 50% untuk yg punya modal dan 50% untuk yg memelihara. Jadi, bersih untung yg saya dapat adalah sekitar lebih kurang 9 juta selama 4 bulan, bisa dihitung perbulannya berapa dibanding dengan uang itu kita simpan di Bank selama 4 bulan yg saya rasa tidak akan mencapai untung sebesar itu.

Dari pengalaman saya diatas maka saya dapat mengambil kesimpulan bahwa jika mau memelihara sapi potong maka yg harus diperhatikan diantaranya;
  • Jenis sapi yg kita pelihara,  disini saya rekomendasikan jenis sapi simental atau sapi limousin karena dari pengalaman nyata saya pribadi dan tetangga yg pelihara sapi ongole keuntungannya lebih kecil dibanding sapi jenis simental atau limousin. Disamping pertumbuhannya yg cepat juga bisa terus tumbuh besar berbeda dengan sapi PO karena meskipun besar sapi itu sama tetapi harga berbeda, saya pun belum paham betul kenapa bisa seperti itu padahal sama2 daging sapi.
  • Jika memilih sapi pilihlah yg bertubuh lebar tidak tipis, kurus tapi lincah itu berarti sapi kurang makan bukan kurus karena penyakit, responsif saat kita dekati itu tandanya sapi sehat, bertulang kokoh, postur kepala pendek dan bermoncong kotak.
  • Tata letak kandang sapi, terutama sanitasi kandang. Hal ini menjaga kebersihan kandang agar tetap bersih dari kotoran dan urin hewan.
  • Pilihlah orang kepercayaan yg akan memelihara sapi kita jika kita tidak bisa mengurusnya sendiri.

Itulah cerita saya saat pelihara sapi tahun lalu, bersambung ke cerita penggemukan tahun depan. Mohon maaf tidak ada foto sapinya karena waktu itu tidak sempat foto2 dan belum kepikiran nge-blog. hehehe.

Selain bisnis penggemukan sapi potong yg penghasilannya berdurasi antara 3-4 bulan saya juga ada bisnis ternak kenari lokal dan kenari merah yg waktu panennya lebih singkat dan usaha ini baru mulai saya jalani.

Sekian cerita penggemukan sapi saya tahun lalu, bersambung ke cerita penggemukan berikutnya.